Isi Cd Itu Membuat Celanaku Sempit
TOK TOK TOK
“Cinta? Hellooo?”
Tak ada jawaban yang kudengar. Kuketuk pintu ruang redaksi mading sekali lagi
“Cintaaa? Ini Mamet, mau ngumpulin bahan mading”
Tetap tak ada jawaban. Kuputar kenop pintu, ternyata tidak terkunci. Perlahan kubuka pintu dan kutengok ke dalam. Kosong. Aneh, biasanya mereka selalu tak lupa mengunci ruangan bila kosong. Karena ada komputer dan barang berharga lainnya di sana. Ah sudahlah, aku pun masuk ke dalam untuk mengumpulkan bahan mading. Setelah urusanku selesai, aku hendak keluar ketika mataku melihat sekeping CD diantara tumpukan kertas. Tak ada label di CD itu kecuali tulisan ‘Trip to Bali’. Aku ingat kalau liburan kemarin Cinta dan gengnya berlibur ke Bali. Hmm, mungkin ini isinya foto-foto atau video liburan mereka. Pikiran mesumku langsung bekerja, siapa tau aku bisa melihat mereka berbikini. Kan lumayan hehehe. Awalnya akal sehatku masih menolak, mereka pasti marah kalau CD ini kuambil dan kulihat isinya tanpa izin. Tapi kalau mereka tidak tahu...Ah, paling isinya tidak penting pikirku. Jadi kuambil saja CD itu dan diam-diam meninggalkan ruang mading. Akan kucek isinya di rumah nanti.
Begitu di rumah kumasukkan CD itu ke komputer. Aku melihat ada beberapa file video di dalamya. Ukuran filenya berbeda-beda. Sepertinya konversi handycam. Tak ada foto. Sambil menarik nafas aku mengklik video pertama.
START
Yang pertama kulihat adalah pemandangan di sebuah kafe di pantai. Cinta, Alya, Maura dan Milly tampak di layar berarti Karmen yang memegang kamera. Yang menarik adalah kehadiran seorang bule di meja mereka. Cinta dan yang lain pun terdengar berbicara padanya dalam bahasa inggris. Kemudian Cinta menengok ke arah kamera
“Hello! Kita lagi ada di Cafe *** nih, lagi ketemuan sama guide kita selama di sini” ujar Cinta
Jan” seorang pria bule berambut cepak mengenalkan diri saat kamera beralih ke dirinya
“Bob” ternyata ada pria kulit hitam di situ yang tak kulihat sebelumnya, dia tersenyum ke kamera saat dirinya disorot.
“Kita bakal ngapain aja di sini...Well, liat aja nanti ya hehehe” Aku tersenyum saat Cinta tersenyum di kamera. Ah Cinta, Cintaku. Tapi aku iri juga, coba aku diajak ikut. Hah, ngarep.
Adegan berikutnya berganti-ganti. Di restoran, tempat wisata, juga di pantai. Sayang mereka tak berbikini sesuai harapanku. Yah sudahlah. Tapi anehnya aku tak melihat Jan dan Bob lagi. Bukankah menurut Cinta keduanya adalah ‘guide’ selama di sana? Aku baru melihat mereka berdua saat adegan berganti ke sebuah pub. Cinta dan yang lain berkumpul di sebuah meja. Tampak beberapa gelas minuman dan botol-botol bir. Aku kaget juga melihat mereka minum minuman keras, walaupun hanya Maura yang tampak sedikit mabuk. Ah sudahlah, tak masalah buatku. I still love you, Cinta!
"So who’s first?” kudengar suara Bob
Para gadis berdebat cukup seru untuk beberapa saat hingga akhirnya Milly menengahi
“Hompimpah aja!” usulnya
Yang lain pun sepertinya setuju karena mereka langsung ber-hompimpah. Aku bingung, buat apa? Yang jelas Maura yang kalah.
“Oke, lo yang giliran pertama Ra” perintah Cinta
“Ya udah, sini kameranya” balas Maura
Setelah itu, kamera pun gelap. Aku bertanya-tanya apa maksudnya tadi. Pertama? Pertama buat apa?
Begitu kamera menyala yang kulihat adalah Maura dan Bob di sebuah ruangan. Sepertinya kamar hotel. Kulihat Maura agak mabuk dan membiarkan Bob merangkulnya sambil bercanda.
Tunggu, Maura yang setengah mabuk hanya berdua saja dengan seorang pria di hotel? Ini skandal! Perasaanku jadi tidak enak, walaupun ada bagian tubuhku yang lain yang tidak setuju.
Maura sudah melepas jaketnya memperlihatkan tubuh indahnya dalam balutan tanktop ketat. Bob membisikkan sesuatu ke telinga Maura sembari merangkul bahu Maura lebih erat dan sekarang salah satu tangannya sudah berani mengusap-usap paha Maura yang terbalut celana jeans ketat. Maura yang agak mabuk karena banyak minum itu tidak menghiraukan tangan nakal Bob yang sekarang sudah menyusup kedalam tanktopnya dan meraba payudara Maura dibaliknya.
Celanaku jadi sempit. Ini bahaya. Konten video ini tidak main-main. Kalau beredar rekaman Maura digerayangi seorang pria kulit hitam dalam keadaan mabuk, bisa hancur reputasinya di sekolah. Tapi apa hanya segini saja apa akan lebih intens lagi? Aku setengah menyesal setengah bersyukur telah mengambil CD ini. Aku menelan ludah dan lanjut menonton.
Sekarang Bob menciumi leher Maura dari pangkal hingga bagian belakang telinga, membuat member Genk Cinta paling centil itu salah tingkah. Kuperhatikan tangan Bob tak hanya meremas payudara Maura tapi juga hendak menyingkap tanktop sekaligus bra-nya. Dan PLOP! Aku melotot saat sebelah payudara Maura terlepas dari sangkarnya. Gila! Tak kusangka bisa melihat puting susu salah satu anggota Genk Cinta seperti Maura. Tangan Maura hendak mencegah Bob yang memilin-milin putingnya, tapi rangsangan Bob di lehernya membuat Maura tak berdaya. Tak lama, Maura bahkan tak melawan saat Bob menciumi bibirnya yang seksi. Nih negro memang jago menaklukkan wanita, pikirku.
Maura yang setengah mabuk setengah terangsang limbung jatuh ke sofa. Bob menggunakan kesempatan ini untuk melucuti tanktop dan bra Maura sepenuhnya. Aku tak berkedip menyaksikan pemandangan indah dari teman sekolahku yang bertelanjang dada. Bob masih terus Maura menstimulasi bibir, payudara dan titik-titik sensitif Maura yang lain. Ketika tangan Bob merangsek ke selangkangan Maura yang masih terbungkus jeans ketat, gadis itu menggeliat melawan.
Tapi itu hanya perlawanan setengah hati. Karena Bob dengan mudahnya melepas kancing celana jeans Maura. Tangan Bob yang kekar berotot dengan mudahnya melorotkan jeans yang dipakai Maura berikut celana dalamnya, hanya dengan satu tangan. Aku menggeleng-gelengkan kepala melihat kekuatan sekaligus teknik melucuti pakaian ala Bob. Dengan mudah celana jeans itu melorot turun seutuhnya, bersama celana dalamnya sekaligus.
Dan saat itu aku baru sadar. Maura. Telanjang bulat. Di depan mataku. Aku mendekatkan wajahku ke monitor, ingin melihat sedetil mungkin dari pemandangan indah itu. Jembut hitam lebat Maura terlihat sangat kontras dengan kulitnya. Pinggulnya pun melekuk indah melengkapi keseksian tubuhnya. Setelah Maura sukses dia bugili, Bob membuka kaosnya memperlihatkan tubuhnya yang berotot. Tanpa membuang waktu, Bob pun melepas celananya membuatku refleks menjauh dari monitor.
“Anjrit! Itu kontol apa pentungan!” seruku tanpa sadar
Maura pun tampak sama kagetnya denganku melihat benda itu. Dia terus menggeleng dengan wajah takut. Mungkin dia tak semabuk yang kukira. Tapi Bob memeluk tubuhnya dan kembali merangsang leher, puting, dan bibir Maura hingga perlawanannya mengendur. Malah Maura dengan sukarela mengocok batang Bob yang besar dan sudah ereksi sempurna itu. Wew, cepet amat, pikirku. Lama-lama kocokannya semakin panas sementara Bob sendiri sudah duduk di belakang Maura dan memangku gadis itu diperutnya. Sehingga Bob bisa menggesek-gesekkan batang kemaluannya ke bibir vagina Maura.
Diperlakukan seperti itu oleh Bob membuat wajah Maura memerah menahan gejolak birahinya yang sudah tak tertahan lagi. Apalagi Bob masih terus merangsang payudara dan putingnya. Suara desahan dari bibir seksi Maura pun mulai tertangkap mikrofon kamera.
“Ngghh…Nhh…” desahnya manja ketika batang raksasa Bob menggesek-gesek klitorisnya.
Rangsangan di semua titik sensitifnya membuat Maura pasrah, tak berani melawan. Masih di sofa dengan posisi memangku Maura dari belakang, Bob sekarang mulai menusuk-nusukkan batang kejantanannya kearah bibir luar vagina Maura.
“Aduhhh...Sakiiit...Nooo!” jerit Maura ketika batang kemaluan Bob menyeruak masuk kedalam lubang kemaluannya.
Dalam hitungan detik saja kepala kemaluan Bob sudah terbenam seluruhnya di liang senggamanya. Kedua tangan Bob menarik kedua paha Maura sehingga mengangkang lebih lebar dibanding tadi dan kembali memberi sebuah tusukan dahsyat kearah bibir kemaluan gadis itu.
“Aughhh!” Maura menjerit, masih ada nada kesakitan di suaranya
Bob pun berhenti menyodok lubang gadis itu untuk sementara. Mungkin dia memberi kesempatan bagi vagina Maura untuk menyesuaikan diri. Sementara itu kedua tangannya sibuk menstimulasi puting susu Maura, mencoba menaikkan birahi gadis itu lebih tinggi. Tampaknya berhasil karena Maura mulai melenguh nikmat. Cengkramannya di lengan Bob pun semakin mengendur.
Perlahan Bob menggerakkan pinggulnya, mendorong penisnya keluar masuk vagina Maura. Sepertinya tak terlalu sakit lagi. Maura menggigit bibirnya sambil memejamkan mata. Sesekali menengadah membiarkan Bob menciumi lehernya. Lama-lama malah Maura terlihat menggerakkan pinggulnya sendiri, menyambut setiap tusukan batang Bob di kemaluannya.
Aku serasa melihat film porno amatir. Tunggu, ini memang film porno amatir. Bila ini tersebar, habis sudah. Bukan hanya buat Maura tapi juga teman-temannya. Apa isi video lainnya juga seperti ini? Tadi Cinta bilang Maura giliran pertama. Jangan-jangan...Ah, nanti saja kucek. Saat ini baiknya aku fokus menyelesaikan yang ini dulu.
Sekarang kulihat percintaan Bob dan Maura semakin panas. Bob tak segan menusukkan kejantanannya dalam-dalam ke lubang senggama Maura, membuat gadis itu terpental-pental di atas pangkuan Bob. Tangan Maura sibuk meremasi payudaranya sendiri sementara wajahnya terus menengadah dengan mata terpejam dan mulut terbuka. Hingga akhirnya kulihat Maura kelojotan, dia seperti meronta di pelukan Bob. Kakinya menendang-nendang liar dan tangannya mencengkram erat lengan Bob yang memeluknya.
“Aaaaaaauuh!” pekik Maura kencang
Intensitas dari adegan itu membuatku terpaku. Apa yang barusan itu orgasme? Orgasme betulan, bukan akting? Oh wow. Aku tak bisa mencerna apa yang terjadi. Ini nyata. Dan wanita itu? Bukan artis porno. Dia teman kamu, Met.
Pikiranku dipenuhi berbagai pertanyaan hingga aku tak bisa berkonsentrasi menonton adegan berikutnya. Bob masih belum selesai menggarap Maura. Mereka berganti posisi, sekarang keduanya berbaring menyamping. Polanya sama seperti sebelumnya. Bob menusuk pelan-pelan, kemudian bertambah kencang, hingga akhirnya Maura melenguh-lenguh nikmat lalu mengejang saat klimaksnya tiba. Bob terus dan terus menggarap Maura selama 30 menit tanpa henti. Sampai-sampai tubuh seksi Maura dan rambutnya hitam panjangnya lepek basah oleh keringat.
Aku menyaksikan semuanya. Tanpa diskip. Walau pikiranku sebenarnya melayang entah ke mana. Dan akhirnya setelah Maura orgasme entah berapa kali, Bob mencabut penisnya lalu sambil berdiri mengocok batangnya di depan wajah Maura yang terduduk lemas mengambil nafas. Dan CROT, kulihat dengan jelas Maura mengenyit saat cairan kental dari ujung penis Bob menyembur wajahnya.
Setelah membuang amunisinya seenaknya di wajah Maura, Bob pun berlalu begitu saja dari situ. Meninggalkan Maura yang masih terduduk lemas mengambil nafas, dengan cairan lelaki di wajahnya.
Saat Maura bangkit berdiri, kulihat jalannya agak mengangkang. Dia meninggalkan frame sejenak, sepertinya untuk mengambil tisu karena begitu Maura kembali ke frame, dia sedang membersihkan wajahnya. Maura mendekati kamera dan mengambilnya.
“Haaah, gila banget lo ya Cinta. Milihin yang segede gitu, dower nih memek gue. Mana buang peju seenak udel ke muka gue” keluhnya ke kamera sebelum video berakhir.
Aku tak percaya apa yang kutemukan. Ini sextape! Ini skandal! Aku merasa bersalah telah mengambil CD ini. Dan juga takut. Bila isinya begitu penting, mereka pasti panik mencari-cari CD ini. Mudah-mudahan mereka tak mencurigaiku.
0 comments:
Post a Comment